Mungkin dari judul diatas memang benar adanya, karena yang saya tulis (lebih tepatnya saya posting) yaitu tentang peringatan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April setiap tahunnya (mengingat dalam 1 tahun hanya terdapat 1 kali 21 April dan tidak bisa diulang dalam tahun yang sama, kecuali anda adalah seorang dukun sakti yang mampu memanipulasi orang bahwa anda bisa mengulang tanggal 21 April sebanyak dua kali atau bahkan lebih)
Bagi yang belum tahu dan pengen lebih tahu siapa sebenarnya sih si "Kartini" yang saya maksud, saya akan memberikan sedikit biodata tentang beliau. satu himbauan saya, jangan coba-coba untuk menggunakan data yang saya peroleh untuk kepentingan asmara anda, karena beliaunya sudah dipanggil oleh yang kuasa (kecuali anda memiliki keberanian untuk memanggil balik dan mengatakan "Hey, what's up sist ?, why dont we spent a time in bla bla bla bla bla bla bla bli bli bli blu blu blu" dan kawan-kawannya)
R.A Kartini
Lahir : Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879
Meninggal : Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 (pada usia 25 Tahun)
PEMIKIRAN KARTINI YANG MENGINSPIRASI
Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi
sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian
besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut
budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia
ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini
menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam
surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan
mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan
untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan
lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia
untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..."
Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi
kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah
penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah.
(SEDIKIT) KESIMPULAN YANG (KURANG) BIJAKSANA
Dari (sedikit) ulasan diatas, dapat kita simpulkan dengan logis bahwa Kartini muda sudah bosan dengan budaya Jawa yang menurutnya sebagai "penghambat kemajuan perempuan" (dan saya pun juga sependapat dengan beliau). Dalam budaya Jawa, derajat Perempuan dianggap lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Saya juga kurang tahu dengan "aturan tidak tertulis" ini, namun sejarah mengungkapkan bahwa seluruh perempuan sebelum lahirnya era Kartini dapat diistilahkan sebagai "Konco Wingking", yang jika diartikan secara asal-asalan artinya teman belakang (paling tidak berarti ada teman depan, kiri, kanan, tenggara, barat laut, timur laut, dan bla bla bla bli bli bli blu blu blu lainnya), "Konco Wingking" dalam arti harfiah (yang dapat saya tangkap) yaitu tak ubahnya seperti budak, hanya ditakdirkan untuk memasak makanan di dapur, melayani nafsu bla bla bla si laki-laki dan masih banyak lagi.
Dari segi agama islam, laki-laki diperkenankan untuk berpoligami (memiliki istri lebih dari 1), walaupun tetap ada syarat-syarat dan tetek bengek nya. Tapi kenapa perempuan dilarang untuk berpoliandri (memiliki lebih dari 1 suami) ??, satu pertanyaan dari dalam otak saya yang masih belum menemukan jawaban, dan memang sepertinya pertanyaaan itu saya simpan dalam otak saja sampai nafas saya habis.
Akhir-akhir ini, kemarin, kemarin nya lagi dan seterusnya telah kita dengar adanya gerakan "Emansipasi Wanita". Saya jadi sangat bersyukur karena "Kartini Modern" sudah tidak harus melekat dengan image "Konco Wingking" dan segala tetek bengeknya. Bahkan wanita juga boleh menjadi "Kernet" (Petugas Bis yang selalu berteriak kota tujuan untuk memberitahu calon penumpang), dan Presiden Indonesia sebelum Bapak Susilo Bambang Yudhoyono adalah Ibu Megawati Soekarno Putri yang secara sah terbukti adalah seorang wanita. Mungkin dapat menjadi embun pagi yang sejuk bagi mereka, "Kartini Modern" yang memang dituntut harus serba bisa, karena tahun 2012 apa pun (jika memiliki koneksi, uang) bisa terjadi tanpa sanggup nalar berpikir. Oleh karena itulah bagi para PENERUS BANGSA, terutama mereka yang terbukti dan secara sah perempuan (berdasarkan keterangan dari Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan pengakuan dari lingkungan tempat dia berasal dan tinggal), AYO BANGUN LAH, HILANGKAN KEMALASAN, BUATLAH JALAN INDAH KALIAN MENUJU MASA DEPAN SESUAI DENGAN CITA-CITA KALIAN, KARENA NEGARA INI MENANTI SOSOK SEPERTI KALIAN, YANG DAPAT MENGUBAH DUNIA, MEMBAWA INDONESIA KE ARAH YANG LEBIH BAIK DAN CERAH
(100 % BUKAN UNTUK KAMPANYA PEMILUKADA DAN TEMAN-TEMANNYA)
-G.E.H-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar